LUMUT (BRYOPYTA)
1.1 Pengertian Lumut Secara ilmu tumbuhan,
lumut termasuk Bryophyta, atau tumbuhan non vaskuler. Mereka dapat dibedakan
dari yang serupa liverworts ( Marchantiophyta atau Hepaticae) dengan
multi-cellular mereka rhizoids. Lain perbedaan bukanlah universal untuk semua
lumut dan semua liverworts, yang membedakan “batang” dan “daun-daun”, ketiadaan
daun-daun yang terbagi-bagi atau berlekuk, dan ketidakhadiran daun-daun diatur
dalam tiga golongan, semua menunjuk tumbuhan lumut.
Sebagai tambahan terhadap kekurangan suatu sistem vaskuler, lumut mempunyai gametophyte-dominant siklus hidup, yaitu. sel haploid untuk kebanyakan siklus hidupnya. Sporophytes (diploid) berumur pendek dan dependent pada atas gametophyte. Ini adalah berlawanan dengan pola aturan yang diperlihatkan oleh kebanyakan “tumbuhan tingkat tinggi”. Di dalam tumbuhan vaskuler, sebagai contoh, haploid generasi diwakili oleh pollen dan ovule, sedang diploid generasi adalah tumbuhan berbunga yang umum dikenal.
Sebagai tambahan terhadap kekurangan suatu sistem vaskuler, lumut mempunyai gametophyte-dominant siklus hidup, yaitu. sel haploid untuk kebanyakan siklus hidupnya. Sporophytes (diploid) berumur pendek dan dependent pada atas gametophyte. Ini adalah berlawanan dengan pola aturan yang diperlihatkan oleh kebanyakan “tumbuhan tingkat tinggi”. Di dalam tumbuhan vaskuler, sebagai contoh, haploid generasi diwakili oleh pollen dan ovule, sedang diploid generasi adalah tumbuhan berbunga yang umum dikenal.
Ciri-ciri lumut:· Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut
tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit.
Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifit maka hutan demikian disebut hutan
lumut.· Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan
floem). Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin)
yaitu: Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermatozoid.
Alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum· Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu
(Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius). Gerakan
spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan
zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur.
· Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :- Vaginula
(kaki) - Seta (tangkai) - Apofisis (ujung seta yang melebar) - Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan
dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat
haploid.
1.2 KlasifikasiKlasifikasi lumut hatiRegnum : PlantaeDivision : HepaticophytaClass : HepaticosidaOrdo : HepaticoccalesFamily : HepaticoceaeGenus : HepaticopsidaSpecies : Hepaticiopsida spKlasifikasi lumut DaunRegnum : PlantaeDivision : BryophytaClass : BryopsidaOrdo : BryopcealesFamily : BryopceaeGenus : BryopsidaSpecies : Bryopsida sp
1.3 Siklus HidupKebanyakan dari tanaman memiliki dua bagian kromosom di sel-selnya (diploid, beberapa kromosom hidup dengan sebuah pasangan yang mengandung informasi genetik yang sama). Sedang lumut (dan Bryophyta lain) hanya memiliki satu set kromosom (haploid, beebrapa kromosom hidup dalam sebuah salinan sel yang unik). Periode siklus hidup lumut secara lengkap, merusak kromosom, tetapi hal ini hanya pada sporofit.
1.2 KlasifikasiKlasifikasi lumut hatiRegnum : PlantaeDivision : HepaticophytaClass : HepaticosidaOrdo : HepaticoccalesFamily : HepaticoceaeGenus : HepaticopsidaSpecies : Hepaticiopsida spKlasifikasi lumut DaunRegnum : PlantaeDivision : BryophytaClass : BryopsidaOrdo : BryopcealesFamily : BryopceaeGenus : BryopsidaSpecies : Bryopsida sp
1.3 Siklus HidupKebanyakan dari tanaman memiliki dua bagian kromosom di sel-selnya (diploid, beberapa kromosom hidup dengan sebuah pasangan yang mengandung informasi genetik yang sama). Sedang lumut (dan Bryophyta lain) hanya memiliki satu set kromosom (haploid, beebrapa kromosom hidup dalam sebuah salinan sel yang unik). Periode siklus hidup lumut secara lengkap, merusak kromosom, tetapi hal ini hanya pada sporofit.
1.4 Ciri Siklus Hidup
Lumut (Polytricum commune)Lumut hidup diawali dari
sebuah spora haploid, yang bertunas untuk memproduksi sebuah protonema, yang
menumpuk filamen atau thalloid (flat dan thallus like). Ini merupakan tingkatan
sementara dalam hidup lumut. Dari protonema tumbuh gametophore yang
dideferensiasi menjadi tangkai dan akar/ leaves (mikrofil). Dari keterangan
dari tangkai atau cabang develop organ sex lumut. Organ betina disebut
archegonia (archegonium) dan terlindungi oleh kumpulan tangkai yang
termodifikasi yang disebut perichaetum (plural, perichaeta). Archegonia
memiliki leher disebut venters dimana sperma jantan turun. Organ jantan disebut
antheridia (singular antheredium) dan tertutup oleh modifikasi tangkai disebut
perigonium (plural, perigonia).Lumut bisa menjadi dioicous atau monoicous. Pada
lumut dioicous, kedua organ sex, jantan dan betina terlahir pada gametofit
tanaman. Pada monoicous (juga disebut autoicous) lumut, mereka terlahir pada
tanaman yang sama. Pada pengairan, sperma dari antheridia berjalan ke
archegonia dan terjadi fertilisasi, mengawali produksi sporofit diploid. Sperma
lumut adalah biflagellate, mereka memiliki dua flagella yang membantu sebagai daya
pendorong. Tanpa air, fertilisasi tidak dapat terjadi. Setelah fertilisasi,
sporofit mandul didorong keluar dari archegonial venter. Ini membutuhkan
kira-kira seperempat sampai setengah tahun untuk sporofit untuk matang. Badan
sporofit terdiri dari gagang panjang, disebut seta, dan capsule disebut
operculum. Capsule dan operculum terlapisi oleh calyptra yang merupakan sisa
archegonial venter. Calyptra biasanya mengecil / berkurang ketika capsule
matang. Withing the capsule, sel-sel pereproduksi spora mengalami meiosis untuk
membentuk spora haploid, dimana siklus dapat berjalan lagi. Mulut capsule
biasanya dikelilingi oleh set gigi disebut peristome. Ini mungkin tidak terjadi
pada beberapa lumut.Pada beberapa lumut, struktur vegetatif hijau disebut
gemmae yang diproduksi pada tangkai atau cabang, yang bisa merusak dan
membentuk kembali tanaman tanpa perlu melalui fertilisasi. Ini disebut dengan
reproduksi asexual.
1.5 PerkembanganPerkembangan lumut
secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid,
berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema.
Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada
protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi
tumbuhan lumutnya. Tubuh tumbuhan lumut berupa tallus seperti lembaran-lembaran
daun (hepaticae), atau telah mempunyai habitus seperti pohon kecil dengan
batang dan daun-daunnya (pada musci), tetapi padanya belum terdapat akar yang
sesungguhnya, melainkan hanya rizoid-rizoid yang berbentuk benang-benang atau
kadang-kadang memang telah menyerupai akar. Pada tumbuhan inilah dibentuk
gametangium.Setelah sel telur dibuahi oleh spermatozoid yang bentuknya seperti
spiral atau alat pembuka gabus tutup botol dengan dua bulu cambuk itu, maka
zigot tidak memerlukan waktu istirahat dulu tetapi terus berkembang menjdi
embrio yang diploid.Bagian bawah embrio dinamakan kakinya. Kaki masuk ke
jaringan lumut yang lebih dalam dan berfungsi sebagai alat penghisap
(haustorium). Embrio itu lalu tumbuh merupakan suatu badan yang bulat atau
jorong dengan tangkai pendek atau panjang dan seperti telah telah disebut di
atas disebut sporogonium. Di dalam bagian yang bulat itu dibentuk spora, oleh
sebab itu bagian tersebut juga disebut capsule spora. Capsule spora juga
dianggap sinonim dengan sporogonium karena leher arkegonium amat sempit, maka
sporogonium tidak dapat menembusnya dan bekas dinding arkegonium ikut terangkat
dan merupakan tudung capsule spora. Mengingat bentuknya seperti tudung akar,
pada ujung akar dan mungkin juga mempunyai fungsi yang sama sebagai pelindung,
maka bekas dinding arkegonium itu juga dinamakan kaliptra. Jaringan dalam
capsule spora dinamakan arkespora. Arkespora membentuk sel induk spora, dan
dari satu sel induk spora dengan pembelahan reduksi terjadilah 4 spora yang
berkelompok merupakan tetrade. Seringkali pada pembentukan spora itu ditentukan
pula jenis kelaminnya. Dari spora itu, bergantung pada macam sporanya, akan
utmbuh lumut yang berumah satu atau berumah dua. Spora itu membulat sebelum
terpisah-pidah dan terlepas dari capsule spora.
1.6 Pergiliran Keturunan
Tumbuhan LumutTumbuhan lumut mengalami
pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang
sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil
gamet) yang haploid (x = n). Dengan
demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak
dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.Sel-sel kelamin jantan (sel
sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin
betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil
sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak
akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila
kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.Ovum yang
terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri
karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia
pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk
kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora
haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora.
Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini
tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.
2.1 Macam-Macam LumutLumut Hati
(Hepaticopsida)
Ciri-ciri
1. tubuhnya
masih berupa talus dan mempunyai rhizoid
2.
gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yg berbntk spt payung.
3. sporofit
perumbuhannnya terbatas krn tdk mempunyai jaringan meristematik
4.
berkembang biak scr generatif dgn oogami, dan scr vegetatif dgn fragmentasi,
tunas, dan kuncup eram
5. habitatnya ditempat lembab
Susunan Tubuh
Berdasarkan bentuk talusnya lumut
dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1). Lumut hati bertalus
2). Lumut hati berdaun
Menyerupai talus (dorsiventral),
bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun bila ada tampak
rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat kelamin terletak
pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian terminal,
sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki tangkai
dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak teratur.
Seperti pita bercabang menggarpu dan
menyerupai rusuk ditengah mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan
seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang
eram kepala atau mangkok. Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut
gema mudah terlepas oleh air hujan
Protonema lumut hati umumnya hanya
berkembang menjadi suatu bulu yang pendek. Sebagian besr lumut hati mempunyai
sel-sel yang mengandung minyak, minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik
kumpulan tetes-tetes minyak aksiri dalam bentuk demikian. Minyak tadi tidak
pernah ditemukan pada tumbuhan lain.
Perkembang biakan
Secara aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara
seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya
seperti cakram. Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan
cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur
diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah
mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang
sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian
pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel. Bagian terbesar
dari janin membentuk kapsulyang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri
dari sel-sel yang disebut tangkai. Kapsul berisi sel induk spora yang berkelompok
(elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam terpilin.
Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang memanjang arkegonium
yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah. Kapsul lalu
mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul dibantu
dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik. Akibat mengeringnya kapsul
elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang melempar
spora ke udara
Lumut Daun ( Bryopsida sp)
Lumut daun dapat tumbuh di atas
tanah-tanah gundul yang periodic mengalami masa kekeringan, bahkan di atas
pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita
jumpai di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang
pohon, di rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida
merupakan class lumut terbesar, terdiri 95% dari seluruh spesies lumut,
kira-kira 9.500 spesies.Kelompok ini terkenal dengan memilikinya spore capsules
dengan gigi yaitu Arthrodontous; yang terpisah dari lainnya dan tergabung di
dasar dimana mereka mengikat untuk membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat
penutup operculum jatuh. Pada kelompok lumut lain, capsule adalah nematodontous
dengan operculum terikat, atau lainnya membuka tanpa operculum atau gigi.
Susunan Tubuh
Lumut daun pada substrat dengan menggunakan rizoid yang
multiseluler yang dapat bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan
tersusun dalam 3-8 deret pada sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya
menunjukkan deferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat.Perkembang Biakan
Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau
pada ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun yang letaknya paling
atas. Daun-daun itu kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan
seperti pada jungermaniales juga dinamakan Periantum.Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau
berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan
anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu
biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat
mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril
itu dinamakan Parafisis.Bryopsida
1. Bryopsida adalah
kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi
tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah
mempunyai bagian-bagian yang lebih kompleks.
2. Gametofit dari lumut
daun umumnya dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri dari
benang bercabang-cabang, dan gametafora yang berbatang dan berdaun.
3. Sporogonium dari
lumut daun terdiri atas bagian kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian kapsul
mempunyai bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak spora atau teka, dan
tutup atau operkulum. 4. Kebanyakan ahli bryologi membagi Bryopsida menjadi 3
anak kelas yaitu Sphagnidae, Andreaeidae, dan Bryidae. Perbedaan dari ketiga
anak kelas tersebut terutama terletak pada struktur anatomi sporogoniumnya.
5. Anak kelas Sphagnidae
mempunyai ciri-ciri antara lain: protonema berbentuk daun kecil yang terdiri
dari satu lapis sel, gametafora pada ujungnya membentuk cabang-cabang sebagai
roset yang menyerupai jambul dan tidak mempunyai rizoid. Sporofit didukung oleh
perpanjangan ujung batang yang namanya pseudopodium.
6. Andreaeidae mempunyai
persamaan dengan Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang didukung oleh
pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora yaitu
dengan membentuk 4 katup.
7. Anggota Bryidae yang
tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya, didasarkan atas
sifat dari peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu
Nematodonteae dan Arthrodonteae.
8. Peristoma adalah
gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada kapsul spora-spora
yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila spora-spora sudah
masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat keluar.
9. Dalam klasifikasi
lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum maupun
kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan yang penting.
10. Protonema sekunder
ialah protonema yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya berupa
benang-benang hijau seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul dari
prononema sekunder dapat terbentuk individu yang lebih banyak.
Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya
berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup
di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati.
Contohnya Anthocerros sp.
Ciri-ciri
1. tubuhnya
mirip lumut hati, ttpi berbeda pd sporofitnya
2.
berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan plg dekat
dgn tumbuhan berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut
3.
gametofitnya berupa talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk
4. rhizoid
berada pada bagian ventral
5. habitatnya didaerah yg mempunyai
kelembaban tinggi
cthnya : Anthoceros leavis
Tempat Hidup
Dijumpai ditepi-tepi sungai atau
danau dan seringkali disepanjang selokan, dan ditepi jalan yang basah atau
lembab.
Susunan tubuh
Tubuh utama berupa gametofit yang
mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada
tanah dengan perantara-perantara rizoid-rizoid susunan talus masih sederhana,
sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu pirunoid besar. Pada
sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup berbentuk ginjal.
Sporofit umumnya berupa kapsul yang
berbentuk silender dengan panjang antara 5-6 cm. pangkal sporofitnya dibungkus
dengan selubung dari jaringan gametofit.
Alat perkembangbiakan
Secara seksual, dengan membentuk
anteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul pada suatu lekukan sisi atas
talus arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot
mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah melintang. Sel
diatas terus membelah yang merupakan sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah
yang membelah terus-menerus membentuk kaki ang berfungsi sebagai alat
penghisap, bila sporogenium masak makan akana pecah seperti buah plongan s,
menghasilakan jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang
dinamakan kolumila inin diselubungi oleh sel jaringan yang akemudian
menghasilkan spora, yang disebut arkespora.
Peran Tumbuhan Lumut Dalam Ekosistem
Tumbuhan lumut memiliki
peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat
selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutanLumut ditemukan
terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di area
berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota
besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi
ditemukannya. Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica,
dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa. Seperti itu, lumut semi-aquatic melebihi
cakupan panjangnya normal di lumut terestrial. Di mana saja mereka terjadi,
lumut memerlukan kelembaban untuk survive. Oleh karena tipis dan ukuran
jaringan yang kecil, ketiadaan kulit jangat (mencakup dari lilin untuk mencegah
kekurangan air), dan kebutuhan akan air cairan untuk menyudahi fertilisasi.
Beberapa lumut dapat survive dengan kekeringan, kembali hidup di dalam beberapa
jam hidrasi.Di garis lintang utara, sisi batu karang dan pohon yang utara akan
biasanya mempunyai lebih banyak lumut dibanding seberang. Ini diasumsikan untuk
menjadi sisi pohon yang yang sun-facing. Di hutan dalam di mana cahaya matahari
tidak menembus, lumut tumbuh subur sama pada saat pada batang pohon.
2.2 Manfaat Bryophyta
Ada suatu market
substansiil yang mengumpulkan lumut dari yang liar. Penggunaan lumut tetap utuh
terutama di florist trade dan untuk dekorasi rumah. Lumut jenis Sphagnum juga
komponen utama bahan bakar, yang mana ditambang untuk penggunaan sebagai bahan bakar,
sebagai aditip lahan perkebunan, dan jelai bertunas dikeringkan pada
pemroduksian Scotch Whisky.Sphagnum, biasanya jenis cristatum dan subnitens,
dipanen selagi masih bertumbuh dan dikeringkan digunakan di kamar anak anak dan
hortikultura sebagai medium pertumbuhan. Praktek tanah Pada Perang dunia II,
Sphagnum digunakan sebagai PPPK yang dipakaian pada luka prajurit, lumut ini
adalah sangat menyerap dan mempunyai kekayaan antibacterial. Beberapa awal
orang-orang menggunakannya sebagai diaper dalam kaitan dengan absorbency.Di
United Kingdom, Fontinalis antipyretica biasa digunakan untuk
memadamkan api seperti ditemukan di sejumlah substansiil di sungai yang
slow-moving dan lumut menahan volume air yang besar membantu memadamkan nyala
api tersebut. Di Finlandia, Peat mosses sebagai bahan bakar lumut telah
digunakan untuk membuat roti selama kelaparan. Di Mexico, lumut digunakan pada
Dekorasi Natal
2.3 Penyesuaian
Bryophyta Dan Masalah Hidup Di Darat
Bryophyta tidak sesuai
sepenuhnya terhadap kehidupan di daratan. Bryophyta bergantung
kepada air untuk hidup. Zigot dan embrio
dilindungi daripada pengeringan dengan terus menetap di dalam arkegonium.
Sperma harus berenang dalam kelembapan luaran untuk
sampai ke telur,oleh sebab itu Bryophyta hanya terdapat di tempat yang lembap.
Bryophyta tidak mempunyai tisu vaskular , oleh itu
struktur jasadnya tumbuh rendah daripada tanah untuk mengatasi masalah
pengangkutan air. Genussi gametofit lebih
terubahsuai untuk hidup di habitat daratan kerana sporofit bergantung kepada
Genussi gametofit untuk mendapatkan bekalan makanan dan perlindungan.
oleh:bagus ismail
oleh:bagus ismail
0 comments:
Post a Comment